Selasa, 24 Mei 2016


Definisi
                        Hemoroid adalah struktur anatomik yang normal yang di temukan pada manusia sejak fetus.  Hemoroid tersebut bersama dengan otot sfingter otot anus berfungsi menahan cairan feses dan gas sehingga memiliki fungsi sosial.
                        Penyakit hemoroid adalah suatu penyakit dengan manifestasi klinis berupa dilatasi vena plexus hemorrhoidalis superior dan atau vena plexus hemorrhoidalis inferior, oleh peninggian tekanan vena akibat kabiasaan mengejan yang terlalu kuat dan berulang-ulang.
            Penyakit hemoroid adalah pembengakan vena di dalam anus atau rektum bawah. Ada dua jenis hemoroid, internal dan eksternal. Hemoroid internal terletak di dalam anus atau rektum bawah, dibawahnya lapisan anus atau dubur. Hemoroid eksternal berada di luar permukaan anus. Kedua jenis dapat hadir pada waktu yang sama.
Klasifikasi Hemoroid
  1. Hemoroid internal
            Hemoroid internal adalah pembengkakan yang terjadi dalam rektum sehingga tidak bisa dilihat atau diraba. Pembengkakan jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit.
Derajat Hemoroid Internal :
Derajat I          : Terjadi pembesaran hemoroid yang tidak                           prolaps keluar kanal anus. Hanya dapat                                 dilihat  dengan aneroktoskop.
Derajat II         : Pembesaran hemoroid yang prolaps dan                                         menghilang atau masuk sendiri kedalam                               anus secara spontan setelah selesai BAB.
Derajat III       : Pembesaran hemoroid yang prolaps dapat                          masuk lagi ke dalam anus dengan                                         bantuan dorongan  jari.
Derajat IV       : Prolaps hemoroid yang permanen,                                       rentan dan cenderung untuk mengalami                          trombosis atau infark.
  1. Hemoroid Eksternal
            Hemoroid eksternal diklasifikasikan akut dan kronik. Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma, bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksternal kronik atau skin tag berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang teerdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
Patofisiologi
  1. Hemoroid Internal
  1. Teori Mekanik
            Ligamentum suspensorium dan ligamentum Parks adalah jaringan muskulo-fibro-elastika yang merupakan jaringan ikat yang menahan hemoroid interna di tempatnya, cenderung mengalami degenerasi dengan bertambahnya usia sehingga jaringan penahan tersebut tidak lagi kuat berpancang pada lapisan dalam terutama pada otot sfingter interna dan otot-otot submukosa. Kelemahan tersebut mengakibatkan mobilitas hemoroid ketika terjadi peningkatan tekanan intrarektal, misalnya dalam keadaan mengejan pada gangguan konstipasi.
             Pada puncaknya dapat terjadi ruptur ligamentum suspensorium dan ligamentum Parks sehingga hemoroid interna megalami prolaps. Keadaan prolaps inilah yang merupakan salah satu ciri keluhan penyakit hemoroid yang disebabkan oleh kelemahan jaringan penahan yang dapat memudahkan terjadinya dilatasi vena sehingga ukuran hemoroid membesar. Selanjutnya telah terjadi dilatasi dan mobilisasi, timbul kerapuhan dinding mukosa yang melapisi hemoroid interna, sehingga akibat tindakan mengejan dan bergesekan dengan permukaan feses akan memudahkan terjadi robekan yang menimbulkan perdarahan.
            Kecenderungan genetik yang mendasari kelemahan ligamentum suspensorium dan ligamentum parks menerangkan alasan tingginya kejadian penyakit hemoroid pada anggota keluarga penderita.
  1. Teori hemodinamik
            struktur vena dan arteri di dalam hemoroid saling berhubungan (hubungan arterio-venosa) dan tanpa memiliki katup. Peninggian tekanan intra-abdominal oleh kebiasaan mengejan yang terlalu kuat ketika buang air besar, yang terjadi pada keadaan konstipasi, kehamilan, feses yang tersisa dan melekat dalam ampula rekti, dan kegagalan relaksasi muskulus sfingter interna setelah defekasi, akan menyebabkan hambatan drainase aliran vena. Keadaan tersebut menimbulkan dilatasi bantalan karena terisi darah dan dinding yang meregang menjadi menipis.
            Feses keras yang melalui bantalan vaaskular yang melebar dapat menyebabkan bantalan tersebut robek dan mengeluarkan darah yang menetes diatas masa feses yang telah lebih dulu keluar.
  1. Faktor fungsi sfingter
            Mengalami peninggian tekanan walaupun sedang istirahat (tidak sedang defekasi). Abnormalitas fungsi sfingter dibuktikan pada pemeriksaan manometri anorektal.
  1. Hemoroid eksternal
            Trombosis yang terjadi pada penyakit ini dapat terjadi karena sikap mengejan yang berlebihan saat defekasi, akan meninggikan tekanan vena yang akan menimbukan dilatasi pleksus hemoroid eksterna sehingga mengganggu kelancaran aliran darah dan akhirnya menimbulkan trombosis. Keluhan nyeri akibat trombosis bersifat terus menerus, tidak berdenyut dan tidak berhubungan saat defekasi. Nyeri dapat tersa lebih kuat pada saat defekasi. Tanda yang tampak secara fisik adalah letaknya di tepi anus, benjolan berwarna biru tua atau kehitaman, kerass kenyal pada perabaan dan nyeri bila tersentuh.
            Pemeriksaan pada anorektum agak sukar dikerjakan karena keluhan nyeri bila tersentuh terutama pada fase akut. Penyakit hemoroid eksterna sering di temukan pada wanita post-partum dan biasanya terasa sangat nyeri. Nyeri dapat menghilang sendiri secara spontan dalam waktu 2-7 hari, pembengkakan berkurang dlam waktu 1-6 minggu. Kulit yang menutupi trombus dapat mengalami nekrosis, kemudian trombus keluar spontan dan dapat disertai perdarahan yang berhent sendiri dan beberapa hari kemudian menyisakan bagian kulit yang keriput dan menonjol 0,5-1 cm dari permukaan (skin tag).
Etiologi
  1. Perubahan hormon
  2. Mengejan secara berlebihan
  3. Banyak duduk
  4. Sering mengangkat beban berat
  5. Sembelit menahun
  6. Makanan yang dapat memicuh pelebaran pembuluh vena
  7. Genetik
  8. Kondisi medis lain
  9. Hubungan sex yang tidak lazim
  10. Penekanan kembali aliran darah vena
Manifestasi klinis
            Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan perdarahan pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang di sebabkan oleh trombosis, ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan perdarahan atau prolaps.
Tanda dan gejala lainnya, yaitu:
Muncul benjolan disekeliling lubang dubur.
Sulit buang air besar.
Merasa ada tonjolan ketika BAB
Kadang terjadi perdarahan saat buang air besar pada dubur (warna merah muda, menetes atau mengalir lewat lubang dubur)
Penatalaksanaan
            Gejala hemoroid dan tidaknyamanan dapat dihilangkan dengan higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan pada saat defekasi. Diet tinggi serat yang mengandung buah mungkin satu – satunya tindakan yang diperlukan, bila tindakan ini gagal, laksatif yang berfungsi mengabsobsi air saat melewati usus dapat membantu.
Rendam duduk dengan salep, dan supositoria yang mengandung anastesi, astrigen, dan tirah baring adalah tindakan yang memungkinkan pembesaran berkurang.
            Terdapat berbagai tipe tindakan non operatif untuk hemoroid. Fotokoagulasi infra merah, diatermi bipolar, dan terapi laser adalah tekhnik terbaru yang digunakan untuk melekatkan mokusa ke otot yang mendasarinya, injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah. Prosedur ini membantu pencegahan prolaps.
Cara pencegahan
  1. Hindari mengejan terlalu kuat saat BAB
  2. Cegah konstipasi/sembelit dengan banyak mengkonsumsi makanan kaya serat (sayur dan buah serta kacang-kacangan) serata banyak minum air putih minimal delapan gelas sehari untuk melancarkan BAB
  3. Segera ke belakang jika niat BAB muncul, jangan menunda nunda sebelum fases menjadi keras
  4. Kurangi konsumsi cabe dan makanan pedas
  5. Tidur cukup
  6. Jangan duduk terlalu lama
  7. Senam atau olah raga  rutin
  8. Menjauhi minuman yang mengandung alkohol
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
            Riwayat kesehatan diambil untuk menentukan adanya gatal, rasa terbakar, dan nyeri beserta karakteristiknya. Apakah ini terjadi selama defekasi? Berapa lama ini berakhir? Adakah nyeri abdomen dihubungkan dengan hal itu? Apakah terdapat perdarahan dari rektum? Seberapa banyak? Seberapa sering? Apa warnanya? Adakah rabas lain seperti mukus atau pus?
Pertanyaan lain berhubungan dengan pola eliminasi dan penggunaan laksatif; riwayat diet, termasuk masukan serat; jumlah latihan; tingkat aktivitas; dan pekerjaan (terutama bila mengharuskan duduk atau berdiri lama).
            pengkajian objektif mencakup menginspeksi feses akan adanya darah atau mukus, dan area prianal akan adanya hemoroid, fisura, iritasi, atau pus.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
            Berdasarkan pada semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama mencakup yang berikut:
  1. Nyeri berhubungan dengan adanya pembengkakan, trombus pembuluh darah pada anus.
  2. Resti perdarahan berhubungan dengan penekanan pada vena hemoroidal akibat konstipasi.
  1. Cemas berhubungan dengan rencana pembedahan dan rasa malu.
  1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang operasi.
Daftar Pustaka
Brunner dan suddarth. 2002. Keperawatan Medikal-bedah Vol II. Jakarta : EGC
Ratu R, Ardian dan G. Made adwan. 2o13. Penyakit Hati, Lambung, Usus. Jogjakarta : Nuha medika
Yuwono, Hedro. S. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Bandung: PT. Refika Aditama